Saturday, November 13, 2010

Kutulis Namanya di Bukit Cinta

jangan biarkan cinta membuatmu bodoh

Kutuliskan namanya di batu agar dia bisa menjadi jodohku."

Helikopter berputar-putar di atas langit. Puluhan burung merpati berterbangan. Siang begitu panas menyengat. Seorang perempuan berbaju hitam-hitam dengan muka tertutup cadar sibuk menorehkan spidol di atas batu.

Perempuan bercadar itu menuliskan sebuah nama, di atas batu di Jabal Rahmah, Arafah. Ia tidak peduli meski diingatkan tidak boleh mencoret-coret batu. Di batu tempat perempuan itu menulis, sudah penuh tertera nama-nama lainnya termasuk nama Tono, Shobirin dan nama orang Indonesia lainnya.

Aksi corat-coret tidak hanya dilakukan perempuan bercadar itu sendirian. Beberapa orang lainnya juga melakukan aktivitas yang sama.

Jabal Rahmah atau juga disebut Bukit Cinta merupakan bukit kecil yang menyembul di Padang Arafah. Tingginya sekitar 30 meter. Ia berbeda dengan bukit lainnya karena ada tugu putih di puncaknya.

Di bukit inilah Nabi Adam dan Hawa bertemu untuk pertama kalinya setelah terpisah 100 tahun sejak keluar dari surga. Pertemuan itu diriwayatkan diikuti munculnya cahaya terang matahari dan membebaskan bumi dari kegelapan.

Karena menjadi tempat bersejarah pertemuan nenek moyang manusia itu, maka Jabal Rahmah pun diyakini menjadi tempat makbul berdoa khususnya doa untuk mendapatkan jodoh. Maka para jamaah calon haji yang mendatangi Arafah, tempat wukuf, tidak lupa menziarahi Jabal Rahmah dan berdoa di puncaknya.

Berdoa sebenarnya cukup dilakukan secara lisan. Namun banyak jamaah yang tidak puas dengan doa 'sederhana' tersebut. Mereka pun melakukan berbagai gaya agar merasa afdhol dalam berdoa, salah satunya ya dengan menuliskan nama orang yang mencari jodoh atau orang yang ingin dijadikan jodohnya di batu-batu Jabal Rahmah.

"Kutuliskan namanya di batu di Jabal Rahmah agar dia bisa menjadi jodohku," kata seorang pria jamaah dari Jawa Tengah malu-malu.

Jamaah itu mengaku tidak tahu kalau menuliskan nama di batu-batu di Jabal Rahmah dilarang. Ia hanya mengikuti tingkah jamaah lainnya dan agar merasa 'mantap' doanya bisa dikabulkan.

Awalnya, bukan batu yang menjadi sasaran corat-coret jamaah, namun tugu putih di puncak bukit. Kini askar menjaga tugu dan dengan keras memarahi jamaah yang berusaha menulis ataupun meratap-ratap di depannya. Karena tugu dijaga ketat, jamaah pun beralih mencoret batu-batu.

Selain menulis di batu, cara salah kaprah lainnya yang dilakukan jamaah adalah menaruh foto bahkan KTP atau 'surat'. Di depan tugu, misalnya ada sepasang suami istri berdoa khusuk sekali dengan tangan memegang foto. Sambil mengucap doa, sepasang suami istri itu memandang foto yang dipegangnya. Usai satu foto dikeluarkan lagi foto lainnya.

"Saya mendapat titipan doa dari 20 orang agar segera mendapatkan jodoh. Ada yang memberi foto ada yang tidak. Katanya kalau dengan foto lebih makbul," kata seorang jamaah asal Kendal.

Usai berdoa, jamaah itu menaruh foto tersebut di balik batu. Di puncak Jabal Rahmah memang tersebar banyak sekali foto. Di balik foto tersebut dituliskan sebuah nama, alamat tapi ada juga yang dibiarkan kosong begitu saja. Selain foto, ada juga yang menyelipkan surat di balik batu.

Selain tugu, sebenarnya tidak ada yang istimewa di atas Jabal Rahmah. Di puncak bukit, yang terlihat hanya orang berdoa, dan pedagang yang berjualan cindera mata. Selebihnya pemandangan di Bukit Cinta ini sebenarnya memprihatinkan, aneka sampah plastik bekas botol minuman, pembungkus biskuit, bertebaran di sana-sini.

Lebih menyedihkan lagi, sepanjang anak tangga bukit, para pengemis berjejeran.

Tapi turun dari bukit, pemandangan menyedihkan itu mungkin akan sedikit terlupakan. Di saat lelah dan di tengah panas terik, tiba-tiba saja gerimis kecil akan menyiram jamaah. Gerimis itu gerimis buatan yang keluar dari tiang-tiang di kaki bukit. Dan bila mendongak ke atas, di antara rintik gerimis itu puluhan burung-burung berterbangan. Indah. detiknews.com

berita cinta, Bukit Cinta, Kutulis, Kutulis Namanya di Bukit Cinta, tulis

0 comments:

Post a Comment

 

© 2011 cinta oh cinta... - ToS | Privacy Policy | Sitemap

About Us | Contact Us | Write For Us