Sunday, November 28, 2010

Tolak Cinta, Siswi SMP Ditikam 15 Kali

jangan biarkan cinta membuatmu bodoh

Rasa kecewa akibat cinta ditolak rupanya sudah membuat gelap hati dan pikiran Fahri (21). Ia pun "menghadiahi" Dian Dwita Safitri (15), siswi SMP yang baru menolak cintanya, dengan 15 tikaman pisau dapur.

Peristiwa tersebut terjadi di kawasan pemakaman umum Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (27/11/2010). Saat itu, siswi sebuah SMP negeri di kawasan tersebut ini tengah berjalan kaki menuju sekolahnya.

Menurut saksi mata bernama Winarto (49), Dian yang juga anak seorang tukang las keliling dari Jalan Kasin Gang Keramat RT 08 RW 03 tersebut dicegat oleh seorang pemuda saat melewati Jalan Ternate.

”Sebelum korban datang, anak muda itu sudah berada cukup lama di jalan itu. Motornya diparkir, lalu dia berdiri di pinggir jalan menunggu korban,” kata Winarto.

Pemuda itu belakangan diketahui bernama Fahri. Ia tinggal di Jalan Raya Budi Utomo, Dusun Sedudud, Kelurahan Mulyorejo.

Winarto mengaku tak mendengar percakapan antara Dian dan Fahri. Yang dia tahu, sesaat setelah bertemu Fahri, Dian lalu terhuyung-huyung dan tiba-tiba ambruk bermandi darah.

”Begitu korban ambruk, anak laki-laki tadi langsung lari menuju sepeda motornya. Dia lalu kabur,” kata Winarto.

Melihat kejadian itu, Winarto sebenarnya sempat mengejar Fahri. Ia juga sempat melihat Yamaha Mio warna hitam yang digunakan Fahri bernopol N 2788 A.

Namun, Fahri terlalu cepat. Winarto yang mengejar Fahri dengan sepeda motor bertipe sama mengaku sudah kehilangan jejak di Jalan Belitung atau sekitar 500 meter dari lokasi kejadian.

Winarto mengatakan, luka Dian saat itu sangat parah. Warna coklat di seragam pramuka yang dia kenakan nyaris tak tersisa karena penuh darah.

Winarto mengingat, Dian mendapat banyak luka sayatan senjata tajam. Luka itu antara lain di kedua pergelangan tangan, sendi bahu, siku, bagian belakang leher, pelipis mata kanan, pipi, dan bagian payudara.

Walau begitu, menurut dia, Dian tetap sadar. ”Waktu masih tergeletak di jalan, ia bahkan sempat bilang kalau pelakunya itu mantan pacarnya,” ujar Winarto.

Oleh sejumlah warga yang datang menolong, Dian pun dilarikan ke RSI Aisyah di Jalan Sulawesi, Kota Malang. Setelah masuk UGD, ia mendapat perawatan intensif di ruang isolasi.

Pernah ditempeleng

Ibunda Dian, Dwi Yuliati (37), mengatakan bahwa anak kedua dari tiga bersaudara ini masih dalam kondisi terpukul. Dokter mengatakan, putrinya itu mendapat 15 luka akibat senjata tajam.

Meski demikian, Dian sempat menceritakan sekelumit kejadian tersebut. Ia juga sempat menyebut nama Fahri sebagai pelakunya.

”Kata anak saya, dia diserang secara membabi buta dengan pisau dapur. Anak saya mengaku tidak bisa melawan, selain melindungi kedua wajahnya dengan kedua tangannya. Ia khawatir kalau wajahnya yang tersayat,” kata Dwi, ditemui kemarin saat menunggui anaknya di rumah sakit.

Dwi mengakui anaknya sudah mengenal Fahri cukup lama. ”Fahri itu sebenarnya teman kakaknya Dian. Mereka lalu dikenalkan satu sama lain,” kata Dwi.

Fahri dikenal oleh Dwi sebagai remaja pengangguran. Kepadanya, Fahri mengaku pernah bersekolah di sebuah SMK negeri. Menurut Dwi, Fahri memang terang-terangan berusaha mendekati anaknya itu.

Namun, keinginan itu bertepuk sebelah tangan karena Dian tidak terlalu suka dengan sikap Fahri yang diketahuinya sering berperilaku kasar.

Kejadian penganiayaan ini ternyata bukan kali pertama dilakukan Fahri terhadap Dian. Pada September 2010, Dian pernah mengadukan ulah Fahri karena memukulinya. ”Saya tidak tahu apa perkaranya. Yang jelas saat itu anak saya dipukuli dan ditendangi,” kata Dwi kesal.

Ayah Dian, Muhammad Sholeh (42), saat itu sampai hendak melaporkan Fahri ke polisi, tapi dicegah oleh Dwi. Ketika itu, masalah diselesaikan secara kekeluargaan dengan janji keluarga Fahri bahwa anaknya tak akan mendekati Dian lagi.

Semenjak peristiwa itu, menurut Dwi, Dian mengaku kapok berteman dengan Fahri. Kata Dwi, Fahri sebenarnya sering datang ke rumah, hanya untuk menemui Dian. Namun, upaya pedekate itu bertepuk sebelah tangan karena tak pernah digubris oleh anaknya.

”Mungkin karena itu juga, kemarahannya lalu memuncak dan menyerang anak saya seperti ini,” ujar Dwi.

Setelah kejadian ini, Dwi mengaku tak akan memaafkan ulah Fahri. Menurutnya, Fahri sudah berencana membunuh putrinya itu. Ia meminta polisi menangkap dan menghukum Fahri dengan seberat-beratnya.

Sementara itu, Kapolsek Klojen Komisaris Kartono membenarkan adanya peristiwa tersebut. Hingga saat ini, pihaknya masih memburu pelaku. ”Bersama orangtua korban, kami sudah datangi rumah pelaku, tapi dia tidak ada,” kata Kapolsek seraya berjanji menangkap Fahri secepatnya. surya.co.id

cinta, ditikam cinta, petaka cinta, tolak cinta

0 comments:

Post a Comment

 

© 2011 cinta oh cinta... - ToS | Privacy Policy | Sitemap

About Us | Contact Us | Write For Us